Selasa, 18 Agustus 2020

Bubble Hotel Di Bali

Menginap di Bubble Hotel Bali, Tarifnya Rp 1,8 Juta per Malam Lho!

 1. Siap-siap uang tunai, bayar semuanya sebelum menuju hotel

Beginilah penampakan Bubble Hotel Bali di sore hari, saat matahari mulai terbenam.Sudah sampai resepsionis Bubble Hotel Bali? kamu bakal langsung disodorkan dengan tagihan untuk membayar makanan yang kamu pesan. Jangan lupa, bayarnya pakai uang tunai ya.Gak akan ada gesek kartu debit atau kredit di sini, apalagi e-wallet. So, siap-siap untuk bayar semuanya ya.Oh ya, satu lagi nih. Harga makanan di sini mulai dari Rp 60 ribuan hingga ratusan ribuan, beberapa orang yang berkunjung ke sana menilai bahwa makanannya memang cukup mahal. Tapi mahal itu kan relatif ya.Apakah rasanya enak? Saran saja. Bawalah makanan siap saji, atau cemilan saat di bawah ya. Enak atau tidak enak, semuanya relatif.


2. Kamu cuma dikasih dua botol air mineral ukuran 700 ml

Nih perbekalan yang disiapkan para staf hotel buat kamu. Gak akan ada kopi, teh, gula, dan lainnya ya, hanya ada dua botol air mineral saja.Bawalah air dengan cukup mengingat perjalanan ke bawah sangat melelahkan dan menguras tenaga.


3. Akses ke sana “lewat jalanan terjal dan lewat pantai”

Ini adalah penampakan dari atas, alias beberapa meter dari resepsionis. Apa kamu bisa lihat di mana Bubblenya? Bayangin deh kamu harus jalan sejauh ini (Aulia Akbar)Akses menuju Bubble Hotel Pantai Nyang-Nyang ini gak mudah, dan terbilang susah. Jarak antara resepsionis ke penginapan lebih dari 2 kilometer! Gak akan ada kendaraan yang bisa mengantarkanmu ke sana. Kok bisa? Karena bukan apa-apa, lokasi resepsionis itu ada di atas tebing dan kamu harus turun ke bawah menuju Pantai Nyang Nyang. Trek menuju ke sana benar-benar gak halus, dan jauh lebih parah ketimbang Nusa Penida, semuanya bebatuan dan sangat kasar.Turunan terjal yang berbatuan itu juga luar biasa panjang. Dan sesampainya di bawah (Pantai Nyang-Nyang), kamu harus jalan lurus nyaris 1 km untuk menuju Bubble Hotel Bali.


Bagus sih pemandangannya, tapi buat kamu yang lagi gak fit, perjalanan ini sangat melelahkan. Jalan di pantai itu memang lebih menguras tenaga.Saran saja ya, pakai sneakers ketika menuruni jalanan terjal itu. Jangan nyeker karena bakal kakimu bakal sakit, dan jangan pakai sandal jepit karena bisa rusak. Setelah sampai di pantai, copot sneakers kamu dan silahkan jalan dalam keadaan nyeker.


4. Ada sapi dan monyet liar

Gak usah kaget ya jika diperjalanan kamu menemukan hewan-hewan ini. Kalau sapi itu adalah milik warga, namun jika monyet, itu adalah monyet liar.Takut? Jangan lihat matanya ya, mereka lumayan agresif lho. Mereka juga usil karena bisa saja mengambil barang-barang yang kamu bawa.


5. Check in 15.00 sore, kok gitu?

Check in-nya jam 3 sore aja ya. Kenapa? bukannya lebih asyik jam 14.00 siang? Silahkan saja kalau mau terpanggang dengan sengatan matahari.Bubble Hotel Bali yang kamu tempati, kamarnya memang terbuat dari plastik yang dipompa dengan fan. Sementara itu, lokasinya memang berada di bawah sinar matahari.Gak ada atap yang menutupi bubblenya. So, kebayang panasnya kayak gimana.Jangankan di Bubble, di pantainya pun luar biasa panas ketika jam 9 pagi. Buat kamu yang takut kulitnya terbakar, siap-siap sunblock deh.Tapi ketika sudah sore, di sinilah kamu bisa menikmati keindahan alam yang sesungguhnya. Sunsetnya indah banget, belum lagi Pantai Nyang Nyang itu juga cukup asri. Silahkan berenang deh di sana.


6. Cuma ada wifi, gak ada sinyal

Hal lain yang harus kamu ketahui tentang hotel ini adalah, hanya tersedia wifi ya. dan koneksinya gak cepat, tapi lumayan lah buat chat di Whatsapp. Harus kamu ketahui juga bahwa tidak akan ada sinyal ketika kamu sampai di Bubble.Intinya, konsep Bubble Hotel itu glamping. Jadi, tamu-tamunya bakal menyatu dengan alam.Buat kamu yang gak nyaman dengan kondisi tanpa sinyal. mending pilih penginapan lain saja di dekat pantai.


7. Makan gelap-gelapan

Sejatinya Bubble Hotel ini indah banget di malam hari. Mau didekorasi dengan tema romantis juga bisa, tapi biayanya tentu ada. Nambah tirai saja kena Rp 500 ribuan. Bubble itu menggunakan lampu-lampu kecil yang serupa dengan lampu-lampu di pohon natal.Sebagai tamu, kita akan makan di depan bubble. Karena ada meja di sana. Akan tetapi gak ada penerangan yang cukup di wilayah itu. So, mau gak mau gelap-gelapan deh. Mau pasang api unggun bisa sih, tapi bayar lagi ya.


8. Gak ada staf hotel yang nginap di dekat hotel

Baiklah, ini yang harus kamu ketahui. Di malam hari, staf-staf hotel itu pulang ke rumahnya masing-masing.Mereka bekerja secara shift, ada yang ditugaskan di pagi hari dan malam hari (usai mengantarkan makanan).Ketika di tengah malam atau subuh kamu membutuhkan bantuan, mereka akan datang saat sarapan diantar yaitu pukul 09.30.Catat nih, sarapannya datang jam 09.30. Buat kamu yang biasa sarapan jam 07.00, mereka gak mungkin bisa ngantar jam segitu lho ya.


9. Toilet menyatu dengan alam

Seperti apa kamar mandi di hotel ini? Jawabannya ya kamar mandinya memang menyatu dengan alam.Jadi konsepnya adalah terbuka, dan kamu pun bisa melihat keindahan bukit di belakang hotel. Satu-satunya penutup ya Bubblenya itulah, dan pagar kecil di sekitar kamar mandi. Apakah kamu nyaman dengan situasi seperti ini? well, kamu yang bisa jawab ya.Itulah sekilas ulasan mengenai Bubble Hotel Bali di Pantai Nyang Nyang. Kesimpulannya, destinasi ini sepertinya memang kurang cocok untuk warga negara Indonesia karena sengatan mataharinya. Mungkin ini merupakan destinasi yang cocok buat bule-bule alias wisatawan dari negara-negara empat musim, yang ingin berjemur di Indonesia